Thursday, March 22, 2007

SIAPA YANG BUTA HATI DI BANGSA INI ?


Oleh

Peribadi

Cobalah kita simak dan hayati sejenak, makna apa gerangan yang terkandung di balik syair lagu Bimbo: ”Bermata Tapi Tak Melihat”? Akan tetapi, tunggu dulu, karena terlebih dahulu perlu diperjelas jenis mata apa dimaksud, mata telanjang atau mata hati? Dalam artian, jenis mata mana yang tersentuh atau menjadi sorotan utama dalam syair lagu Bimbo ini? Sekali lagi, mata telanjang atau mata hati. Ketika persoalan jenis mata tersebut sudah jelas, maka lanjut gugatan adalah siapa gerangan di bangsa tercinta ini yang nota bene bermata tapi tak melihat ? Mata kaum elite yang terpilih untuk dimanahi tugas dan tanggung jawab masa depan kesejahteraan masyarakat, atau mata rakyat yang dominan kelaparan ?

Tampaknya, ikhwal inilah yang terasa cukup berat. Pasalnya, rasa-rasanya kita hampir saja semuanya bermata tapi tak mampu melihat dan apalagi mengakui kekurangan diri sendiri serta sekaligus mengakui kelebihan orang lain. Tak pelak lagi, mengakui eksistensi kekalahan dalam menggapai sebuah status position dan sekaligus pula mengakui kemenangan rival politik yang sukses gemilang menduduki kursi panas Pilkada misalnya.

Jika dalam konteks kecerdasan introspeksi diri sendiri saja sudah tidak dimiliki oleh seseorang dan apalagi jika dia adalah seorang elite sosial politik pemerintahan yang sedang berkuasa atau sedang di non-aktifkan. Maka, celakalah kehidupan sosial ekonomi rakyat kebanyakan yang amat menaruh haharapan kepadanya. Dalam artian, kalau seorang elite yang bermata telanjang tapi ternyata tak mampu melihat kelebihan dan kekurangannya serta mengakui kesalahan dan kekalahan. Maka, bagaimana bisa diharap mampu menyimak dan merasakan dan sekaligus menyelesaikan penderitaan dan kemalaratan orang lain atau rakyat yang bernaung di bawah kepemimpinannya.

Acapkali kita demikian cerdas mengintip, meneropong dan menyorot seekor nyamuk yang mati di bawah kolom rumah orang lain. Namun tidak jarang pula, kita demikian goblok menunjuk dan memperlihatkan seekor sapi gede yang telah membangkai di bawah kolom rumah sendiri. Lebih celaka lagi, karena kita seringkali berupaya mengemas bangkai yang tergeletak berserakan itu. Namun karena lalat bertebaran dan berdansa di atas bangkai yang berbauh itu, sehingga menjadi buah bibir dan bahan tertawaan orang banyak.

Mungkin inilah yang menjadi makna esensial dan substansial dari syair lagu Mas Bimbo. Boleh jadi tidak meleset bahwa yang merasa tertuding atas bait-bait lagu tersebut adalah mereka yang memegang pucuk pimpinan yang telah tampil sebagai pejabat dan juga mungkin sebagian telah menjadi penjahat, berhubung bangsa kita telah menyandang prestasi gemilang sebagai negara terkorup. Awak Mimbar Perancangan Peradaban Inteleksi (MPPI) Sultra.

No comments: