Thursday, March 22, 2007

ORANG TUA SEJATI DAN ANAK SEJATI











Oleh

Peribadi

Belum tahu nie…, siapa dan bagaimana life styale kedua orang tua Imam Syafi’I di antara keempat Imam Mashaf atau ulama besar yang sejak umur 7 tahun telah menghafal Al-Qur’an 30 juz. Adalah sebuah kisah perjalanan spritual yang terungkap dalam Majalah Hidayatullah, September 2004.

Memang sungguh menarik, karena buah delima yang dipungut dan langsung dimakan tersebut, adalah buah yang gugur sebagaimana buah-buahan lain yang tercecerer dan tidak ada lagi sangku paut dengan pemiliknya. Namun bagi sang pemuda yang satu ini, merasal menyesal, karena telah memakan buah delima tanpa seizin pemiliknya. Maka, dia mencari pemilik kebun delima dengan menelusuri pinggir sungai hingga tiba di hulu dan menemukan pemilik kebun delima itu.

Ia menghadap dengan penuh hormat, kiranya dimaafkan, karena telah terlanjur memakan buah delima yang terapung dan mengalir di sungai. Akan tetapi, orang tua pemilik kebun sadar dan tahu betul bahwa ini bukan pemuda sembarang. Ia harus kujadikan sebagai anak mantuku, karena kebetulan saja dia memiliki seorang putri yang sangat sempurnah kecantikannya. Namun ia tetap merahasiakan kepada pemuda tersebut untuk menguji lebih lanjut ikhwal keimanan dan ketqwaan sang kawula muda itu.

Saya akan memaafkan kamu – lanjut pemilik kebun itu berkata, tetapi, dengan satu syarat, yakni kamu harus menikahi putriku. Bagimana caranya Pa, saya belum mau nikah. Jika demikian, saya tidak akan memaafkanmu. Jika itu syaratnya, baiklah Pa, demi dimaafkan, maka saya bersedia. Oke, tetapi, jangan menyesal, karena putriku adalah seorang gadis buta, bisu, tuli dan lumpuh. Dalam hati pemuda itu, mau diapakan gadis seperti ini. Namun demi terbebas dari kungkungan dosa, maka dia tetap tidak mampu menolak untuk segera dinikahkan.

Seusai nikah, maka diizinkan dan dipersilahkan masuk ke kamar istrinya. Namun mendadak keluar dan menghadap mertunya, karena yang ada di dalam kamar itu, adalah seorang gadis cantik jelita nan mempesona. Sang mertua berkata: itulah istrimu. Dia buta, karena tidak suka melihat yang jelek. Dia bisu, karena tidak suka nyeleneh. Dia tuli, karena tidak suka mendengar pergunjingan dan lumpuh, karena tidak pernah berjalan ke tempat maksiat.

Sesungguhnya, pertemuan dua orang cucunda Adam-Hawa yang sangat takut berbuat dosa, Insya Allah, akan melahirkan putra-putri sejati. Betapa tidak, Imam Syafi’I lahir dari seorang ayah pemungut delima dan ibu yang buta, bisu, tuli dan lumpuh. Dengan demikian, bisa dibayangkan, kalau kita di zaman edan kini, kebanyakan orang-orang tua melahirkan putra-putri yang cenderung tampil menjadi anak-anak brutal dengan berbagai kebejatan moral dan perilaku yang yang meresahkan orang-orang di sekitarnya. Apakah, anak sejati berarti lahir dari orang tua sejati ? Dan, anak bejat, dari orang tua….. ? Hanya Tuhan Yang Maha Tahu.

No comments: