Thursday, March 22, 2007

ISTANA KUBURAN




Oleh

Peribadi

Belum tampak termakan usia, penumpang yang kebetulan berdampingan dengan saya dalam penerbangan Adamair Jakarta-Makassar, terlihat gemetaran dengan wajah pucat, ketika tiba-tiba pesawat sedikit mengalami gunjangan yang tidak tahu pasti penyebabnya. Kenapa Pak, baik-baik saja khan ? Apa pesawat nggak papa ya ? Insya Alah, tidak ada masalah, kalau pun terjadi sesuatu, itu berarti sudah ketentuan Tuhan yang tidak mampu kita hindari.

Ya Allah, Ya Allah dan Ya Allah… terdengar cukup nyaring terus didendangkan sepanjang penerbangan tersebut. Maka dengan maksud menambah keyakinan, saya mengingatkan diriku dan orang tua dimaksud bahwa “Aena Ma-yudrikumul Maut, Walao Kuntum Pi-Purujin Musayyadah” (dimana saja kamu berada, sekalipun kita dalam benteng yang kokoh, maut pasti mengintai kita). Jadi, tidak perlu kita cemas Pak, karena meskipun kita sedang terlelap di kasur empuk, kalau ajal memang sudah tiba, maka segalanya akan berakhir.

Mungkin ini hanya hikmah kehidupan yang terasa biasa-biasa saja, karena disamping sifatnya temporer, juga sangat tergantung pada tingkat penghayatan dan kepekaan orang masing-masing. Dalam artian, pada umumnya kita amat cerdas mengingat Tuhan di tengah problematika kehidupan yang bakal mengancam jiwa. Namun sekonyong-konyong kita pun tampak demikian pandai melupakan Tuhan, ketika semua bencana dan malapetaka terlewatkan. Tak pelak lagi ketika kita sedang dininabobokkan dengan harta, tahta dan wanita, hampir seluruh konsentrasi kita tersita dengan kenikmatan semu. Tuhan sungguh-sungguh teringat, ketika kita sedang bergulat merenggut sebuah status position, atau pada saat-saat jiwa terancam dengan kegentingan. Namun Tuhan pun seketika terabaikan, ketika segalanya berakhir dan tergapai.

Karena itu, marilah kita belajar dan terus belajar membayangkan desas-desus dan deru-debu nafas di tengah pertarungan sakratul maut. Semoga dengan metode mengingat istana kuburan, maka bukan hanya bayangan mengerikan yang terlintas di benak dan di nurani kita. Akan tetapi, boleh jadi dapat menjadi resep jitu yang mampu mengerem kecenderungan perilaku KKN yang telah mengkangker di bangsa merana ini. Sehingga, boleh jadi dapat menjadi solusi alternatif atas nestapa kehidupan masyarakat, bangsa dan negara tercinta ini. Camkanlah, bahwa mengingat istana kuburan sebanyak mungkin dalam setiap hari, merupakan metode self control yang tepat untuk mengantisipasi kecenderungan perilaku barbarisme. Hanya Tuhan Yang Maha Tahu.

No comments: