Thursday, March 22, 2007

ISTIGFARLAH SEPANJANG PERJALANAN !!!


Oleh

Peribadi

Rasa-rasanya, mulai sempurnah rasa ketakutan melakukan perjalanan melalui transportasi darat, udara dan lautan. Pasalnya, transportasi udara yang selama ini dianggap paling cepat dan tepat, ternyata orang deg-degan dengan kasus penerbangan Adam Air di lautan Sulsel dan Garuda di Jogyakarta. Sementara di lautan, orang pun dikagetkan dengan rentetan kasus tenggelam dan kebakaran kapal laut. Tak pelak lagi, dengan kecelakaan perjalanan daratan yang tak tertandingi tingkat persentasenya.

Tentu saja tidak salah, ketika kita mendengar dan apalagi menyaksikan langsung tragedi transportasi yang demikian beruntun akhir-akhir ini, lantas berinisiatif mengurangi jam terbang, atau mungkin tetap melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kapal laut. Dan tidak salah pula, ketika diperhadapkan dengan pemberitaan tenggelam dan terbakarnya kapal laut, maka ia kembali mengurungkan niatnya. Tak pelak lagi soal tragedi perjalanan darat, minta ampun.

Yang salah kemudian, adalah ketika orang-orang mulai dilanda virus takut mati, sehingga tidak ada lagi keinginan untuk melakukan perjalanan ke luar daerah. Apa jadinya, jika semua orang dijangkiti gejala traumatis seperti ini. Kalau pejabat yang memang merasa diri sebagai “penjahat harta karung negara”, mungkin saja bisa dimaklumi jika ketakutan, karena faktor dosa dan noda yang menggunung. Namun sekali lagi ditandaskan bahwa fenomena tersebut adalah sifatnya manusiawi, sehingga semua orang merasakannya.

Yang membedakan kemudian, adalah selain keyakinan yang terhunjam dalam nurani secara haqqul yaqin bahwa “Aena Ma-yudrikumul Maut, Walao Kuntum Pi-Purujin Musayyadah” (dimana saja kamu berada, sekalipun kita dalam benteng yang kokoh, maut pasti mengintai kita), juga mereka itu PD atas rekam jejaknya (track record) hingga saat ini.

Namun kepada sipapun tanpa kecuali, tanpa pilih kasih dan tanpa tebang pilih. Silahkan teruskan dan lanjutkan aktivitasnya!!! Jika memang memungkinkan, maka lebarkan terus sayap penerbangannya hingga ke ujung langit sana!!! Biarkan saja perasaan dimaksud muncul dan terbayang sewaktu-waktu, karena itu adalah fitrah dan manusiawi.

Yang terpenting adalah perlunya upaya maksimal untuk tidak pernah berhenti istigfar selama dalam perjalanan. Dan lebih baik lagi, jika istigfar terus berdenting sejumlah nafas yang keluar-masuk. Paling tidak, terjadi dan tidak terjadi sesuatu, Insya Allah, Tuhan sudah mengampuni kita. Amin !!!

No comments: