Thursday, March 22, 2007

BENCANA ALAM DAN GERBANG ISTANA KUBURAN


Oleh

Peribadi

Ikhwal mana yang terbaik menjadi fokus perhatian kita? Berbagai macam gempa yang beruntun menimpah saudara kita di seantero republik, atau mempersiapkan “investasi akhirat” dalam memasuki pintu gerbang penguburan ? Tentu saja tidak salah, kalau kita waspada atas kehadiran keduanya, karena memang sangat memungkinkan hadir bersamaaan, sekalipun tak dikehendaki kehadirannya.

Akan tetapi, jika kita terfokus kepada yang pertama, apakah dan kapankah akan terjadi gempa di lingkungan kami; Kalau akan terjadi dan apalagi secara tiba-tiba terjadi, apakah saya menjadi salah seorang di antaranya yang terkuburkan secara massal ? Maka, besar dugaan bahwa jika konsentrasi kita terfokus kepada kapan dan dimana lagi gempa akan terjadi, sudah pasti jiwa kita tidak akan pernah tenang, tidak bisa lagi makan enak dan tidak akan tidur nyenyak. Dan celakanya, ketika ada orang yang biasa disebut provokator lari terbirit-birit sembari berteriak kesetanan akan datangnya gempa dan tzunami. Maka, ketika itu, semua orang bergegas lari pontang-panting kebingungan dengan penuh kecemasan. Padahal, boleh jadi teriakan lantang tersebut, terkandung banyak maksud dan tujuan di baliknya, sehubungan dengan kecerdasannya membaca psikologi anak-anak manusia Indonesia dewasa ini.

Oleh karena itu, sebagai upaya antisipatif atas berbagai tetekbengeknya kehidupan masyarakat kontemporer. Maka, seyogyanyalah kita memfokuskan saja perhatian kita pada upaya menggudangkan “investasi akhirat”, sehingga ketika terjadi atau sewaktu-waktu akan terjadi bencana dan malapetaka yang mengguncangkan bumi persada, tak ada lagi yang patut dikhawatirkan dan mencemaskan. Karena kita sudah terlebih dahulu membekali diri masing-masing dengan gizi masa depan di balik tembok kegelapan kuburan. Apapun yang akan terjadi, pasti kita akan tenang-tenang saja menunggu the final decesion making of God.

Sesungguhnya, sebagai rakyat penghuni bangsa Indonesia yang telah kenyang dengan azam garam pola kehidupan gempa, mulai dari gempa sosial, gempa ekonomi, gempa politik hingga kini kita mulai dilanda gempa biologi dan gempa geologi. Maka, seyogyanya mental kita sudah terlatih dan tidak perlu lagi ada hal yang mencemaskan. Perbanyaklah kita mengingat istana kuburan, dari pada kita stress memikirkan datangnya gempa. Hanya Tuhan Yang Maha Tahu. Staf Pengajar Fisip Unhalu dan Aktivis MPPI Sultra.

No comments: