Wednesday, March 21, 2007

SMS UNTUK KAUM PENGAJAR DAN PENDIDIK



Oleh

Peribadi

Ikhwal agama, seakan tak ada artinya ketika diperhadapkan dengan Teori Evolusi Darwin. Pasalnya, teori Evolusi Darwin adalah ilmiah dan agama, selain tidak ilmiah, juga terkesan amat mudah diklaim kampungan. Makanya, tidak terlalu mengherankan apabila banyak orang malu-malu kucing berbicara agama di keharibaan hegemoni “Darwinisme Sosial” selama ini.

Namun tidak demikian bagi sejumlah pakar biologi, di antaranya ahli biokimia sekaliber Prof Michael Behe asal Universitas Lehigh AS dan Gene Myers sang ilmuwan yang menangani Proyek Genome Manusia. Selain keduanya mulai meragukan tesis teori Evolusi Darwin, juga mulai menyambut gembira atas kehadiran Intelligent Design. Bagaimana dengan ilmuwan kita ???

Ikhwal yang spektakuler ini terungkap ketika Prof Michael Behe dihadirkan di Pengadilan Federal, 17 Oktober 2005 untuk didengarkan pandangannya atas deru perdebatan Teori Darwin dan Teori Intelligent Design (Teori Perancangan Cerdas). Beliau berkata di depan tuan hakim bahwa teori Evolusi Darwin memang tak memadai untuk menjelaskan semua proses biologi yang sangat kompleks. Kejadian alam yang diklaim oleh Darwin – “terjadi secara kebetulan”, justru muncul sebagai akibat dari kekuatan yang sangat cerdas dan baginya, kekuatan tersebut berasal dari Tuhan. Demikian pula menurut ilmuwan Gene Myers bahwa arsitektur kehidupan manusia sungguh luar biasa dan semuanya sudah dirancang dengan kecerdasan yang maha hebat (Lihat Suara Hidayatullah, Januari 2006, hal. 52 – 58).

Bagi penulis, teori Intelligent Design adalah sebuah: “Gerakan Tandingan Teori Perancangan Cerdas (Grant TPC)” yang hadir terhadap hegemoni Teori dan Konsep-Konsep Darwinisme Sosial dalam berbagai disiplin ilmu yang telah tumbuh dan berkembang pesat. Tentu saja bukan hanya merupakan sebuah proses dialektikal yang demikian alamiah, tetapi mungkin juga merupakan sebuah mega proyek intelektual dari segelintir ilmuwan yang berdaya ledak rasional obyektif atas kebohongan dan kepalsuan otak anak manusia sekaliber Darwin.

Meskipun tesis utama teori Darwin telah lama menyelinap masuk ke urat saraf kaum pelajar di berbagai level pendidikan, sehingga kian banyak orang yang kurang percaya kepada Tuhan yang menciptakan Langit dan Bumi. Karena Darwin menuding dengan membabi buta bahwa semua yang ada di langit dan dibumi itu, termasuk diri manusia itu sendiri, adalah terjadi secara kebetulan melalui sebuah proses evolusi, tanpa ada tangan cerdas atau arsitek ulung yang menciptakan, sebagaimana dimaksud oleh kaum pejuang Grant TPC.

Namun sebetulnya cukup mudah ditumbangkan. Betapa tidak, bagaimana bisa langit dan bumi beserta seluruh kandungannya yang demikian kompleks dan misterius, semena-mena menjelmah secara zimzalabin. Betulkah, 9 (sembilan) planet misalnya yang beredar pada garis edarnya dengan sangat teratur, tak ada tangan cerdas yang merancang-Nya ? Seenteng itukah cara berpikir kita ? Kendaraan saja misalnya, yakni sepeda motor dan mobil, dll yang mungkin setiap hari ditumpangi, dituding terjadi secara kebetulan, tanpa ada tangan terampil yang mendesainnya. Betulkah semua itu, muncul begitu saja ? Saya kira, hanya orang buta hati yang tetap setia mempertahankan kedunguan tesis Darwin. Aktivis MPPI Sultra dan Staf Pengajar Fisip Unhalu.

No comments: