Thursday, March 22, 2007

MARI BERPUASA ATAS MAKANAN HARAM


Oleh

Peribadi

Memang ada segelintir orang yang menangisi kepergiaan madrasah ramadhan, karena penanaman investasi dan penumpukan deposito akhirat untuk bulan ramadhan berikutnya, belum tentu Allah mengizinkannya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa mungkin mayoritas di antara kita (termasuk penulis) sendiri, sedikit tersenyum, karena telah melewati suka dukanya, yakni lapar, dahaga dan lain sebagainya. Betapa tidak tersenyum, makanan dan benda-benda lain saja yang nyata-nyata halal, kita tidak diperkenankan mengecapnya sejak mentari menungging di ufuk Timur hingga tenggelam di ufuk Barat.

Sekali lagi, makanan, minuman dan barang-barang lain yang kategori halal dan bahkan mungkin sangat halal sekalipun, diharap kita bersabar sehari penuh untuk tidak mengambil dan mengkonsumsinya. Lebih dari itu, lidah yang tak bertulang, lensa dan bola mata yang sejauh memandang dan sesempit mengintip serta kuping yang mungkin nyaring dan tuli mendengar, diharap sejenak didisfungsionalisasi.

Tertawa dan merintih atas kepergian bulan madrasah dan training center tersebut, adalah sangat tergantung kepada hamba-hamba Nya yang malang melintang di bumi persada. Namun tidak berarti, pasca ramadhan, boleh dan tidak boleh tertawa dan menangis. Semuanya boleh-boleh saja atau boleh-boleh juga tidak. Karena, ikhwal itu, sangat tergantung pada perspektif dan defenisi masing-masing atas makna tertawa dan makna menangis.

Secara pragmatis, tertawa, karena tidak lagi berlapar-dahaga di pagi senja, di siang bolong dan dipetang hari. Namun secara subtansial, menangis, karena momentum strategis untuk menggudangkan kuantitas dan kualitas investasi dan deposito akhirat, telah melintas pergi yang belum tentu dimasukinya di tahun depan.

Bagi mereka yang cenderung tertawa, dan tak pelak lagi yang sungguh-sungguh menangisi kepergian bulan suci ramadhan, masih mempunyai peluang dan kesempatan untuk berpuasa sepanjang masa kehidupan, yakni berpuasa atas segala macam makanan, minuman yang haram, dan terutama berupaya maksimal untuk berpuasa atas pengambilan harta karung negara yang tidak berhak direnggutnya.

Telah menjadi rahasia umum bahwa sikap dan perilaku kita sebagai anak-anak bangsa, sangat berambisi untuk memanfaatkan “kesempatan dalam kesempitan, menggunting dalam lipatan dan memancing di air keruh”, sehingga bangsa dan negara kita sukses gemilang meraih prestasi memalukan sebagai negara terkorup.

Karena itu, berpuasa atas makanan dan minuman yang halal di bulan ramadhan serta berpuasa atas makanan dan minuman serta benda-benda lain yang kategori tidak halal, sedikit halal dan haram-haram dikit pada pasca ramadhan, merupakan solusi alternatif untuk keluar dari kemelut dan bencana sosial, ekonomi dan politik yang selama ini mengitari kehidupan kita sekalian. Semoga Tuhan Menyadarkan Kita .

No comments: