Wednesday, March 21, 2007

MENGAPA KEHADIRAN BUSH, MENJIJIKKAN ?



Oleh

Peribadi

Jika George Walker Bush yang lahir pada tanggal 6 Juli 1946 itu, masih berumur panjang. Maka awal bulan November tahun 2006 ini akan hadir di salah satu negara berkembang yang selama ini telah resmi menjadi arena jajahannya. Selain berkedudukan sebagai baginda corporatocracy yang terfokus pada upaya pemiskinan massal, juga manusia yang kontroversial ini digelar sebagai pemabuk, penipu, pezina, IQ terjongkok, penjual ayat, maniak perang, dan penghianat bangsanya serta sebagai anak emas yahudi (Baca: Suara Islam, Minggu I-II November 2006).

Namun apabila statemen tersebut masih disangsikan, maka marilah kita coba menyimak bagi yang kebetulan belum pernah mendengarnya atau membacanya, yakni pengakuan dari seorang mantan Economic Hit Man (EHM) yang bernama John Perkins (penulis buku Confessions Of Ekonomic Hit Man). Selama lebih dari tiga dekade bertindak sebagai pendekar EHM yang dibayar sangat mahal oleh sebuah system yang disebutnya corporatocracy (koalisi antara pemerintah AS, lembaga-lembaga keuangan dunia dan perusahaan multinasional AS).

Tugas utamanya adalah melobi para pemimpin negara miskin dan negara-negara di dunia ketiga untuk mau dan bersedia menerima hutang luar negeri dalam jumlah yang sangat besar, sampai akhirnya mereka terjebak dalam debt web (jebakan hutang) dan tidak mampu lagi membayar hutang tersebut. Pada gilirannya, negara-negara peminjam itu dengan terpaksa harus tunduk pada seluruh kepentingan AS.

Ketika John Perkins sukses gemilang meyakinkan sang kepala negara dan pemerintahan yang kini mulai tampak menjadi “pemimpin pengemis” di dunia ketiga, maka tugas selanjutnya adalah memberikan proyek atau tender raksasa untuk membangun infrastruktur negara (pembangkit listrik, pelabuhan, industri minyak, airport dll), sebagai skenario pembelanjaan hutang tadi, kepada korporasi-korporasi besar AS.

Menurut Yudho Pedyanto yang meresensi buku John Perkins dengan cukup cerdas ini, bahwa betapa besarnya keuntungan yang diperoleh korporasi yang berhasil memenangkan tender mega-proyek negara ini. Tak pelak lagi, perusahaan multinasional atau bank yang memberikan pinjaman, sebenarnya dimiliki oleh pihak yang sama. Ini artinya uang yang triliunan dolar yang dipinjamkan sebanarnya hanya berpindah rekening dari sebuah Bank Swasta di Washington ke rekening sebuah Bank perusahaan konstruksi di New York. Bank tersebut mendapatkan keuntungan dari bunga hutang, sedangkan perusahaan konstruksi mendapatkan keuntungan dari proyek infrastruktur negara tersebut. Dan pemerintah AS mendapatkan keuntungan karena tidak satu dolarpun uang yang keluar dari AS.

Namun Jika kemudian, kalau John Perkins keluar dari profesinya yang menggiurkan banyak orang gila di zaman edan kini, dan kemudian meminta kita untuk melakukan hal yang sama, yakni melakukan sebuah pengakuan (confessions) yang selama ini menumpulkan nurani kita. Pengakuan tentang ketidakpedulian terhadap kezhaliman yang terjadi di depan mata kita. Pengakuan tentang sifat mementingkan diri sendiri dan mengabaikan orang lain. Pengakuan kita secara jujur, apakah selama ini kita mengabdikan diri kita kepada nilai-nilai yang rendah dan nista, atau kepada kebenaran hakiki. Maka berarti, dapat dimaklumi, jika cukup banyak di antara saudara-saudari kita yang bereaksi keras, marah dan penuh dendam terhadap tuan corporatocracy yang hendak datang menemui anak-anak emasnya di republik tercinta ini. Awak Mimbar Perancangan Peradaban Inteleksi (MPPI) Sultra.

No comments: